Rabu, 23 Juli 2014

Fakta : Resiko jadi penulis....!!

Hay, sahabat pena.... Aku mau bercerita nih, tentang resiko jadi penulis. sebenarnya setiap apa yang kita lakukan itu ada resikonya.... begitu pula dengan menjadi seorang penulis. Resikonya adalah dihinalah, kalau kita nulis atau buat cerita tentang melebih2kan kita gitu? atau cerita soal religi gitu pasti ada lah yang kontra. bilang soklah, sok alim, dan bla..bla..bla *Sakitnyatudisini(hatiii)** Tapi namanya jadi penulis itu udah pilihan kali. kalau gak mau nerima resikonya gak usah nulis lah, simpel kan??.... Kalau aku dari awal emang udah tau resikonya pasti ada kontra, tapi itu cuma bersifat sementara kok. Terkadang orang yang kontra sama kita itu orang yang membuat kita sukses **Pengalamanku** . Jadi gak usah takut sama yang namanya orang kontra ma kita, namanya juga  hidup kok... pasti ada yang pro dan kontra kita ambil hikmahnya masing-masing. Ya itulah resiko jadi penulis dicemooh.... tapi bagi aku, mau dicemooh mau dijelek2in... Dibiarin aja, tetap dengan prinsip dan pendirian kita... Menulis itu adalah hal yang indah kok, menulis itu bisa mengungkapkan semua yang ada dihati kita*Weshh** :) :P. lhah dibanding kita teriak2 gak jelas, nangis2 gak jelas. mending kita kasih pengalaman kita ke orang lain, kan lebih berguna... so hidup ini tu cuma sementara.... gunakan sebaik2nya... Nah, itu tadi resiko jadi penulis. Apapun resikonya kalau kita niatnya baik inshaAllah akan berjalan dengan baik kok. :)



Catur Surya Waskitowati.

Curhatan si bungsu

Nadia adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Nadia sekarang duduk dibangku SMA kelas 1. Kakaknya sudah menikah dan ada juga yang sudah kerja. Nadia bertanya kepada bundanya yang sedang memasak didapur untuk mempersiapkan sarapan pagi .

" Bun... Kakak kapan pulang?" Tanya Nadia 
" Kenapa Nadia kamu kangen kakak ya?" jawab Bunda
" Iya, Bunda. Aku kangen sama kak Risti, kak Nanda, dan kak Putra" dengan wajah yang sedih
" Kamu kan tau Nadia, Kakak lagi sibuk kerja, terus kak Risti kan juga udah punya keluarga sekarang" dengan mengelus Nadia
" Iya bunda, aku tau" dengan tersenyum.
                                                                                ***

Nadia sangat sedih, menurutnya liburan kali ini adalah liburan yang sangat menyedihkan sebab Nadia sangat merindukan ke 3 kakaknya yang tidak kunjung pulang. Hingga akhirnya Nadia bercerita kepada sahabatnya yang bernama Ria disekolah.
" Nadia, aku lihat kamu sedih kenapa?" dengan tersenyum memerhatikan Nadia yang sedang lesu 
" Iya, aku sedih " 
" Cerita ya Nad, sama aku" 
" Aku ngak tau kenapa. Aku ngerasa kehilangan banget"
" Kehilangan siapa,Nad?, kamu kayaknya juga ngak punya pacar?" dengan menebak-nebak
" Huss... bukan pacar aku juga gak punya pacar kok."
" terus siapa dong?"
" Kakakku "
" Kakak? memang kenapa sama kakakmu?, kamu berantem"
" Huss... tebakan kamu salah terus deh. Liburan besok kayaknya kakakku ngak pulang kerumah, mereka sibuk sendiri-sendiri"
" Iyalah, kan kakak kamu udah pada kerja kan Nad? wajar mereka sibuk. Wajar juga Nad kamu merasa kehilangan mereka. Aku aja yang anak tunggal ngak punya saudara aja ngerasa banget kesepian" dengan tersenyum kepada Nadia.
" Iyaa, tapi seenggaknya kumpul dong , kerumah juga"
" Aku yakin kok kakak kamu pasti pulang kerumah. Sesibuk apapun namanya kakak pasti ngak akan lupa sama adiknya. Ya kan? ya dong ya?" Dengan mencoba menghibur Nadia. 
" iya kok "
                                                                 ***

Bel Pulang sekolah berbunyi, Nadia pun pulang kerumah. dia melepaskan sepatunya. 
" Assalamualaikum Bunda?"
" Waalaikumsalam anakku, sholat dulu ya?. habis itu makan siang dan istirahat"
" Iya Bunda " 

Nadia sesudah Nadia makan siang, Nadia mencoba kekamar bundanya. saat itu Bunda sedang merapihkan kamar.
" Bundaaa?"
" Nadia, kamu ngak istirahat?"
" Ngak bunda. Bun.. aku mau curhat sama bunda ya?
" Iya sayang, curhat apa?"
" Bun... Aku merasa kehilangan kakak. Entah apa yang ada dipikiran Nad sekarang, cuma itu faktanya"
" Merasa kehilangan? kenapa sayang?" sambil mengelus rambut nadia yang panjang 
" Bunda, ya walaupun aku sudah SMA sekarang, tapi aku merindukan masa-masa dulu bunda. masa-masa aku sama kakak main layang-layang,monopoli, masak-masakan, aku merasa masa-masa itu ngak aku dapatin sekarang, dan ngak akan terulang lagi" sambil lesu 
" Nadia, Bunda tau kamu pasti sangat kehilangan kakak-kakak kamu begitu pula dengan bunda. Tapi itu sudah resiko Nad. Hidup itu tidak diam ditempat, pasti ada perkembangan. Kakak-kakakmu sudah kerja dan mapan bahkan sudah menikah. Mungkin mereka mengutamakan keluarga mereka dulu Nad."
" Iya bunda, besok kakak-kakak pada pulang kan Bunda? besok kan liburan?"
" Bunda tidak tau Nadia, mungkin mereka pulang. sudah ngak usah terlalu difikir kamu istirahat dulu ya?"
" Ya bun....."

                                                              ***

Keesokan harinya, pagi hari yang sangat cerah Nadia menunggu termenung dihalaman rumah berharap kakak-kakaknya pulang. Bunda pun menyusul Nadia kehalaman, dan mencoba menemani Nadia.
" Nadia?, kamu nunggu kakak ya?"
" Ya bunda, kok belum datang-datang ya?"
" Nanti juga datang kok, tunggu di dalam aja ya Nad?"
" Ngak  bun disini aja..."
" Ayo Nadia..."
" Iya bunda..."

                                                              ***

Nadia pun tertidur dikursi sofa. Tiba-tiba ada yang datang dan membawa roti tart.
" Nadiaaa?" Serempak kak risti, kak nanda, dan kak putra
" Kakak?" sambil memeluk ketiga kakaknya 
" Selamat Ulang Tahun adikku" Ucap kak risti 
" Ulang tahun? emang aku ulang tahun ya kak?"
" Lihat kalander dong" 
"Iya kak aku ulang tahun, aku sampai lupa" sambil melihat kalender
" Adik, meskipun kakak jarang pulang, tapi kakak ngak pernah lupa sama kamu, Bunda, dan Ayah" Ucap kak putra. 
" Iya adik, kakak juga" saut kak Nanda. 
" Terimakasih kak" sambil tersenyum melihat ketiga kakaknya 



TAMAT

Karya


Catur Surya Waskitowati






Tips : Menulis Cerpen

Hay, sahabat pena. Bagi kalian yang menulis cerpen mungkin sudah hal yang biasa. Ya kaya' menulis curhat di diary... dan menulis biasa . Begitu pula dengan aku, aku mulai suka menulis cerpen mulai dari kelas 7 SMP. Aku tertarik dengan menulis cerpen karena, ya gitu lah... kesannya itu kita menciptakan karya yang bisa dibilang bermanfaat bagi orang lain ya begitulah.... Aku kalau libur suka menulis cerpen... liburan sekolah itu hal yang wajib aku lakukan adalah membaca dan menulis... yapp kita langsung to the point aja cara menulis cerpen versi aku *Ha? maksutnya cara menulis cerpen yang biasanya aku lakukan :)
Tahap pertama : IDE
Ide adalah hal yang wajibb..jibb..jibb dalam menulis sebuah cerpen atau menulis karya sastra . Gimana ngak? kalau gak ada tema/ide gimana caranya nulis cerpen atau karya sastra. Ide bisa lewat pemikiran kita sendiri, pengalaman, bahkan sebuah syair lagu *weh* :) bener lho... banyak juga cerpenis-cerpenis yang menuliskan sebuah karya dari sebuah lagu yang kita dengarkan... aku belum mencoba sih menulis dari sebuah lagu, aku biasanya membuat cerpen fiktif dan juga pengalaman diri sendiri juga, tapi aku mau mencoba membuat cerpen dari sebuah lagu , Gak ada salahnya juga kan mencoba? selama itu hal yang positif. .
Tahap kedua : Alur
Alur adalah jalanya cerita. ada tahap perkenalan, konflik, klimaks, dan penyelesaian. itu harus ada dalam sebuah cerpen,.. dalam cerpen yang diutamakan itu adalah konflik dan penokohannya.
Tahap ketiga : tokoh dan penokohan
Tokoh itu harus ada loh dalam cerpen . kamu udah membuat ide dan alur.. masa gak ada tokoh? *makjlebb* . tokoh sama penokohan itu beda. tokoh adalah pemeran dalam cerpen dan penokohan adalah sifat/watak yang ada pada tokoh. jadi penokohan itu harus benar-benar membuat pembaca merasa memiliki kesan dalam membaca itu dan tidak bosan dalam membaca
Tahap keempat: Amanat
Setiap dalam cerpen itu pasti ada amanat... atau yang disebut dengan pesan para penulis untuk para pembaca . itu juga harus ada dalam cerpen... dan tujuan cerpen itu karena adanya amanat. semua sastra entah itu puisi, cerpen, novel pasti ada yg namanya amanat ada yang tersirat dan ada yang tersurat. Gak ngerti apa yang dimaksud tersirat dan tersurat baik aku jelaskan ya... tersirat itu tak terlihat, artinya suatu pesan itu tidak terlihat secara langsung, kalau tersurat itu terlihat secara langsung . 

yapp, itu dia tips buat sahabat pena yang mungkin baru newbie sama yang namanya cerpen. Bagi kalian yang masih SMP pasti taulah cerpen itu kayak apa, gimana, dan lain lain. jadi saya menjelaskan yang penting-penting aja dalam menulis cerpen... semoga berguna ... :) :D .

Terimakasih


Catur Surya Waskitowati.

Selasa, 22 Juli 2014

Karangan Karya : Arsyahanda Naumi Sutopo

Bukan Apapun Tapi Allah 




Allah beri alasan Seorang yang kusayang Sebagai alsanaku menyebut Allah
Subhanallah


Dunia mngucap kata lain Seorang yang kusayang karena Allah 


Kembalikan dia sepnuhnya Sepenuhnya jadi milikku


Tetesan mata tak berhenti Itu karena kamu dan Allah 


Bukan hal selain kamu dan Allah Tapi kamu dan Allah selalu dihati

Cerpen Gokil : Ketukan itu...?

Ada 3 sahabat, mereka tinggal bersama disuatu asrama... pada saat itu adalah kegiatan baru yaitu ospek dikampus mereka. mereka dari dulu bersahabat mulai dari SMA, namanya adalah : Bobby,Tony,dan Putra.
Bobby adalah pengemar film horor dia mengoleksi banyak sekali film horor, mungkin ada 10 lebih dan tak terhingga.
" Bob, cerita film horor, yang baru lo lihat dong?" Ucap Tony
" Kalau cerita panjang banget lah... Kapan-kapan aja ya, aku lagi ngerjain tugas ospek nih" Jawab Bobby
" Gak biasanya lo ngak mau cerita biasanya cerita terus, lo takut ya sekarang sama film horor?"
" Gue takut?. Sorry deh gue gak takut . lo gak lihat tugas ospek gue sebanyak ini?" (dengan muka masam)
" Ahh elu, alasan aja..."

Tony pun bergegas kembali kekamarnya. Tiba-tiba Putra kekamarnya tony.
" Ton..." (sambil menepuk bahu Tony)
" Apa?"
" Lu masih inget gak , dulu pas SMA kita dikerjain abis-abisan sama Bobby, kita ditakut-takutin sama dia, gue akui gue gak begitu suka film horor.. gue emang takut sama ceritanya yang super duper mengerikan".
" Terus?"
" Terus ya dia itu gak berhenti-hentinya cerita horor sama gue, udah gue bilang takut masih aja cerita, kuping gue panas banget dengerin ceritanya, by the way ya, Bobby gak takut sama film horor"
" Terus?" (dengan wajah yang cuek)
" Gue pingin negerjain dia, dia gak takut sama film horor, tapi kalau horornya asli, pasti dia takut" (dengan tersenyum)
" Lo seriusan mau ngerjain dia?"
" Ya seriuslah, Gue itu cuma pingin dia rasain apa yang kita rasain pas SMA, gue tau dia ngak takut, tapi kalau memang ucapan dia bukan hanya ood (omong-omong doang) harusnya ya dia ngak takut pas kita kerjain, kebetulan juga kita kan 1 asrama ma dia, ngak ada salahnya juga nguji dia, haha" (dengan tertawa)
" Gue sih dukung-dukung aja, gue ngikut aja".

Bobby yang sedang mengerjakan tugas ospeknya tampak sibuk, sedangkan Tony dan Putra mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan.
" Tok...Tok..Tok" Bunyi ketukan pintu yang membuat kuping Bobby panas.
" Masuk aja, sapose?. Tony apa Putra?" (dengan bahasa alaynya)
Suara ketukan  itu berbunyi lagi ... Bobby pun membuka pintu karena ia penasaran dengan suara itu
" Gak ada siapa-siapa, kok horor gini asramanya?." (dia berbicara sendiri, dan memulai menutup pintunya)
Bobby pun sms Tony dan Putra.
Bobby : Ehh Lu tadi kekamar gue gak?
Tony   : Ngak lah orang gue ngerjain ospek. ngapain juga kekamar lu?
Bobby : Yaudah deh.

Bobby : Lu kekamar gue gak?
Putra: Gaklah, gue lagi sibuk buat ospek. knapa lu?
Bobby : kagak ngapa-ngapa kok.

Putra dan Tony pun merasa senang atas kerjaannya. Lalu tony dan putra memulai aksinya lagi dengan mengetuk pintu Bobby, saat itu Bobby mau tidur dan mendengar suara ketukan lagi
" Apalah ini. Ngetuk pintu saja..." (dalam hati dia berucap)

Lalu Bobby pun keluar, tapi dia tidak masuk kamar lagi melainkan kekamarnya Putra
"Putraa?"
" Apa?"
" Lu lagi ngapain?. Gue tidur sini ya?"
" Kenapa lu?. kamar lu kebanjiran?" (dengan tertawa)
" Udahlah Gue tidur sini aja"
" Yaudah tapi lu tidur dibawah"
" sadis lu"
" lu udah gue kasih tempat juga"
" Iyaa deh"

Lalu putra sms Tony untuk tetap melanjutkan misinya.
Putra : Ton... ketuk pintu kamar gue... Bobby tidur dikamar gue
Tony : Wokkeh

Lalu suara ketukan itu muncul dikamar putra. Bobby pun merasa ketakutan
" Lu denger suara ketukan?"
" ketukan apa?"
" Pintu lahh"
" Ngak, kenapa sih lo kok jadi ketakutan gitu, gue aja gak denger sama sekali"
" Siapa yang takut?. Ehh gini-gini aku pencinta film horor"
" Hmm "

Lalu ketukan itu semakin keras pukul 12 malam. dan akhirnya bobby mengaikui ketakutannya pada putra. hingga akhirnya Tony ketauan oleh bobby.
" Ehh elu tony"
" Haha, sorry bro"
" maksut elu apa sih? ngerjain gue?"
" lu takut kan, akui aja. makanya jangan sok lu"
" ya aku akui, aku takut tapi dikit"
Putra pun menyaut
" Dikit apanya? lu aja sampai pindah ke kamar gue" (dengan menahan tawa)
" Maksutnya apa lu ngerjain gue kayak gini"
" Gue cuma pingin lu ngerasain apa yang gue dan Tony rasain saat SMA. lu ngerjain gue lebih dari ini"
" Ohh ya gue minta maaf bro. Gue emang terlalu sok jadi orang. maaf bro"
" Siapp bro, ngak apa-apa" (serempak tony dan putra)
" gue juga minta maaf, gue yang ngatur strategi ini" ucap putra
" ngak apa-apa sekarang gue sadar kok. makasih bro" (ucap bobby kepada putra)



Karya:


Catur Surya Waskitowati







Senin, 21 Juli 2014

22 dan Woles sahabatku!

Tidak ada yang aneh dengan angka 22 ini. Tapi angka itulah yang membuat aku merasa bahagia. Aku bertemu dengan seorang teman aku memanggilnya Ikah. Tanggal 22 Juli 2012 tepatnya aku bertemu dengan Ikah. Aku sekelas dengan dia. Dulu kita hanya sebatas teman, tapi lama kelamaan kita saling curhat, saling berbagi pengalaman hingga pada akhirnya kita resmi bersahabat pada tanggal 22 Juli 2012. Dia bisa dibilang sahabat yang baik. Dia ngak pernah sedikitpun ngomongin aku dari belakang, dia orangnya agak pendiam,ramah,baik,dan pintar juga. Aku juga ngak pernah punya masalah sama Ikah, masalah apapun itu. Masalah teman makan teman lah, atau apalah... sama sekali ngak ada dalam kamus sejarah persahabat aku dengan dia. cuma adalah salah satu masalah yang bisa dibilang aneh. Seperti biasa libur ulangan semsester pun telah selesai. sekarang kami naik kekelas 8 (tapi tahun ini udah kelas 9) .
seperti biasa kalau kita udah lama ngak ketemu ada tradisi di persahabatan kita "Berpelukan" **Kaya' Teletabis.
" Suryaa... Aku kangen og sama kamu, hehe" (sambil memelukku dan tertawa)
" Iyaa... Aku juga, liburan kemana aja, Kah?"
" Di pulau kapuk aja, hehe" (Maksutnya cuma tidur aja, sambil tertawa)
" Iyaa... kok jarang sms aku pas libur?"
" Emang, aku kan ngak punya pulsa buat sms kamu"
" Gak punya, apa pingin ngirit"
" Gak punya, sumfahh" (sambil salam dua jari**)
" Yaudah..."

Bel masuk pun berbunyi, kali ini ada tugas bahasa indonesia, disuruh guru menuliskan unsur-unsur instrinsik itu apa? dan bla... bla.. bla. Ikah kebingungan dan dia perlahan jalan kebangkuku .
" Suryaaa?"
" Apaaa?"
" Iki piye carane aku bingung kok, ajari tah" (dengan bahasa jawa kudus, sambil megang kepala)
" Ajari tah tak tiruni?"
" Ajari wae"
Karena aku orangnya instan sama dia, ya udah aku tirunin aja tapi kalau dia ngak ngerti aku suruh tanya.
" Ni lo, tak tirunin, tapi kalau gak tau tanya" (sambil menyerahkan buku tugas bahasa indonesia)
" Makasih surya, baik deh" ( Sambil mencubit pipiku)
Dia kembali kebangkunya... dan anehnya dia balik lagi kebangkuku.. aku kira mau tanya apa, ternyata mau pinjam tipe x.
"Surya, pinjam tipe x yaa"
" Nyohh " (dengan memberikan tipe x)

Keesokan harinya aku berangkat sekolah dan melihat wajah Ikah yang lagi sedih kayaknya galau tingkat dewa dia. aku mencoba menemui dia
" Kah, kamu kenapa?"
" Ngak apa-apa kok suryaa"
" Cerita kalau ada masalah "
" Iyaa, aku ini lagi suka sama seseorang"
" Ciee, siapa? tapi kok galau, kan harusnya senang dong ya?"
" Gimana mau seneng dianya udh punya" 
" Terus kamu bisa suka sama dia kenapa?"
" Dia itu ya Care banget sama aku "
" care ya?. Aku juga care kok sama kamu, hehe" (berusaha menghibur)
" Kan bedaa suryaaa"
" kamu suka sama "itu" ya?
" iya aku suka sama "itu", lah kamu emang tau "itu" siapa?"
" Tau lahh.... itu kan yang *nutttt (sensor, takut ada yang kesingung ngak usah nyebut merek)"
" Iyah..."

Bel masuk pun berbunyi aku kembali ketempat dudukku. lalu ada temenku yang bercerita padaku sebut aja *kring (sensor, gak usah nyebut merek).
" Surya, aku itu tau kok ikah kenapa kayak gitu"
" Kenapa coba?"
" yaa si *nutt itu pacarku"
" Ouwh gitu, terus kenapa?"
" Aku ngak enak sama ikah kok sur, aku takut dia marah sama aku"
" Lah ikah udah tau kalau *nutt itu pacar kamu?"
" Belum, kamu jangan kasih tau dia ya?, aku gak mau kok dia sakit hati"
" Aku gak akan kasih tau, tapi lama-lama dia bakal tau kok" dengan tersenyum
" Iyaa tapi jangan sekarang?"
" Iyaaa..."

Bel pulang sekolah pun berbunyi, tiba-tiba ada temenku yang keceplosan nyebut namanya *nutt dan Ikah pun mendengarnya . dan sekarang dia tau deh  *nutt itu pacarnya siapa.
" Aku tau skarang dia pacarnya siapa, pacarnya *kringg (gak usah nyebut merek, sensor!)"
" Iyaa, ikah... kamu sabar ya?"
" Gak apa-apa kok, udah kok , aku juga udah berusaha melupakan dia. Aku juga mau fokus belajar dulu Sur, ya mungkin perasaan itu cuma sesaat doang kok. Kan buat dapetin careing gak harus dari pacar tapi dari sahabat kayak kamu"
" Nah gitu loh, Woles aja.... Gak usah galau-galau lagi"
" Iyaa suryaaa"
" Kamu gak marah toh sama *kring?"
" Enggaklah ngapain marah?. dia udah baik juga jaga perasaanku"
" Sippp " dengan tersenyum

Dan sekarang kami kelas 9 SMP, dan tepat tanggal 22 juli 2014 ini aku tepat 2 tahun lebih mungkin aku sama dia. Senang rasanya punya sahabat kayak Ikah ya walaupun dia super duper cuek dan kalau sms aku kalau cuma butuh doang. tapi dia adalah sahabat yang gak pernah licik dan gak makan temen. Makasih sahabatku Ikah. :') Always remember :D

" Sahabat, lebih dari segalanya sahabat adalah keluarga yang kedua, dimana kita saling bercanda tawa, menangis, bahkan galau juga bersama-sama, semoga kita tetap menjadi sahabat walaupun kita terpisah jarak dan waktu " Farihah dan Surya.


Tamat 

Karya :

Catur Surya Waskitowati

 


My Eyes

Tha adalah anak dari orang yang sangat kaya, dia berparas cantik,tinggi,dan cerdas disekolahnya, dia sekarang duduk dibangku kelas 2 SMA. Tha adalah anak yang baik meskipun dia anak orang kaya, dia tidak pernah sombong dia mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi. Hingga pada pagi hari dia berangkat sekolah dan berpamitan kepada ibunya

" Ibu tha berangkat ya?, " (mencium tangan ibunya)
" Tha gak makan dulu, Nak?"
" tidak bu, nanti disekolah aja, Asslamualaikum"
" Waalaikumsalam "

Tha sudah sampai disekolah dan dia meletakan tasnya dan Jia adalah teman sebangkunya dia berparas manis,pendek,dan cerewet .
" Thaaa???"
" iyaa Ji, kenapa?"
"ada berita nihh, kamu mau dengar ngak?"
" Apa Ji ?"
"Nanti katanya ada murid baru lho, dia katanya sih pintar banget, tapi sayangnyaaa..." (dengan wajah yang misterius)
" sayangnya apa? "
" Dia tuna netra "
" Haa? emang iya ya, aku jadi gak sabar pengen ketemu orangnya kayak gimana " ( dengan wajah yang ceria)
" Kenapa? kamu mau nge-Bully dia?"
" Ehh (dengan mencubit pipi Jia), kamu tu ya pikirannya negatif terus, ngak gitu, aku kan bisa belajar banyak sama dia"
" Ohh iya ya Tha kan jiwa cocialnya tinggi " (dengan bahasa alaynya)
" Sosial Jia, bukan cocial, pagi-pagi udah ngalay" (dengan tersenyum)

Guru sudah masuk kelas, pelajaran kali ini adalah IPA
" Pagi anak-anak"
" pagi buu... " (Semua murid)
" Hari ini kita kedatangan anak baru , silahkan masuk Dis, perkenalkan nama kamu kepada teman-teman "
" selamat pagi teman-teman, nama saya gladis kalian tinggal memanggil saya Dis, saya berasal dari kampung, saya bersekolah disini karena saya mendapat biayasiswa"
" Iya, sekarang kamu duduk dibangku sebelahnya Tha, Jia kamu bisa duduk dibangku natlie"
"Lha buu... saya kok dipindah" (saut Jia)
" ayoo Jia, silahkan sama natlie" (saut guru)
" Baiklah sekarang buka buku paket kalian halaman 11"
" Baikk buu...." (saut semua murid)

kringg!!...Kringg!! bell pulang sekolah pun berbunyi..
" Dis, kamu mau bareng aku ngak? " (ucap Tha)
" Ngak usah kok " (dengan tersenyum)
" rumahmu dimana, Dis?"
"aku disini sama tanteku, orang tua di kampung, rumahnya juga dekat dari sini"
" ngak ah, aku antar pulang ya?, kasian kamu "
" Kamu gak kerepotan?"
" ya enggaklah,"

Suatu hari Tha kerumah gladis, Tha ingin mengenal Gladis lebih dalam dan ingin belajar kelompok
" Assalamualaikum "
" Waalaikumsalam, Tha, kamu kesini ada apa? (dengan ramah)
" pengen kerja kelompok aja sama kamu, kamu kan pintar banget makanya aku pingin belajar sama kamu, kamu gak sibuk kan?"
" Ngak kok, oh ya boleh"

Mereka belajar bersama disamping itu mereka bercerita tentang kehidupan mereka. mereka menukar pengalaman masing-masing.
" Dis, maaf aku mau tanya kamu tuna netra udah dari kapan?"
" udah dari aku kecil Tha "
" Ouwh gitu ya?, aku kebetulan juga buat belajar khusus buat anak-anak tuna netra"
" Wah, kamu hebat ya?"
"iya, aku pingin kamu dijadikan contoh buat adek-adek yang ada di taman belajar tuna netra, bahwa tuna netra itu juga bisa pintar kayak kamu"
" Amin, iya aku mau kok, kapan?"
" Gimana kalau besok, kan besok libur?"
" Okee ".

Tha dan Gladis tiba ditempat taman belajar tuna netra. Gladis berbagi pengalaman disana. Jia pun mengajari anak-anak tuna netra dengan senang hati, mereka sama-sama bahagia. tapi tiba-tiba Tha merasa kesakitan
 " Tha kamu kenapa? " Ucap jia
" Gak apa-apa kok, cuma pusing dikit aja, kamu lanjutin ya ngajarnya sama Gladis, aku mau kebelakang sebentar "
" Iya Tha" Ucap Jia

Tha mengusap hidungnya yang ada darahnya, Tha merasa sedih, ada apa dengan dirinya.

Keesokan harinya saat berangkat sekolah, Tha tidak berangkat padahal Tha adalah anak yang sangat rajin, Gladis dan Jia mencoba menjenguk kerumah Tha.
" Dis, Tha ga berangkat kenapa ya?"
" Dia kayaknya sakit, kita jenguk yuk Jia"
" Yukk "

Tiba dirumah Tha. Jia dan Gladis merasa kebingungan karena rumahnya sangat sepi
" Asslamualaikum " Ucap Jia
" Waalaikumsalam, ada apa jia?" Ucap pembantunya (Bik Minah)
" Bik, Tha nya sakit ya? sakit apa?, soalnya dia udah beberapa hari ngak berangkat."

Bik minah kebingungan menjawabnya, karena Tha menyuruh merahasiakan penyakitnya
" Nona Tha. sakit biasa kok, cuma demam saja"
" Demam?, dirumah sakit sekarang, Bik?"
" Tidak, tidak dirumah sakit, dia memang sedang kedokter sekarang"
" Oh iya bik, makasih atas infonya"

Suatu hari Gladis curiga karena sudah sekitar 1 bulan Tha tidak berangkat sekolah. Gladis bercerita pada Jia.
"Ji, kamu gak ngerasa aneh apa?"
" aku merasa aneh dengan Tha. Sepertinya dia bukan sakit biasa, tapi setiap temen-temen tanya sama guru, guru tidak mau menjawab"
"Kita cari tau aja sendiri"
"Kita kerumahnya Tha lagi aja"

Jia dan Gladis pergi kerumahnya tha, dan mereka bertemu ibunya tha.
" Assalamualaikum, bu" (serempak jia dan gladis)
"Waalaikumsalam, jia dan gladi"
" Bu, Tha nya ada?, bu Tha kenapa ya? belakangan ini jarang masuk sekolah. terakhir pas saya sama Gladis ngajar di taman tuna netra dia ngeluh pusing gitu?, maaf kalau boleh tau kenapa bu?"
" Mari ikut ibu, ibu akan tunjukan kepada kalian"

Jia dan Gladis ditujukan kerumah sakit, perasaan mereka pun merasa sangat penasaran. Hingga mereka melihat Tha berbaring lemas di ICU, mereka merasa sedih saat itu. Mereka menangis kehilangan teman sebaik Tha. Ibu Tha bercerita tentang apa yang dialami Tha selama ini.
"Jadi begini, Tha punya penyakit kanker darah, mungkin kalian tidak tau tentang ini, Tha memang menyembunyikan semua dari kalian. Dan tha memberi surat kepada kalian berdua ini surat dari tha buat jia dan buat Gladis, kalian bisa membacanya"

Tiba-tiba dokter menemui ibunya Tha. Kabar buruk pun melanda...
" Maaf bu, Tha tidak bisa diselamatkan"
Ibu pun menangis dipelukan Jia dan Gladis. Jia dan Gladis pun merasa sedih kehilangan sahabat yang mereka cintai.
" Ibu sabar ya, semoga Tha diterima dihadapan Allah" Ucap Gladis
" Iya Gladis ... Terimakasih"
 " Iya ibu yang sabar, " Ucap Jia.
" Gladis kamu ikut ibu dulu ya, ada yang mau ibu katakan pada kamu"
" Oh iya bu, Jia pulang dulu ya?. nanti Jia kesini lagi"
" Baiklah Jia, kamu hati-hati" 

Mereka berbicara disebuah taman, dengan sangat serius.
" Gladis, Tha kemarin berbicara pada ibu, dia kalau sudah meninggal ingin memberikan matanya kepadamu, yaitu sahabat yang sangat baik kepada Tha. Tha ingin kamu melanjutkan taman tuna netranya. sebenarnya ibu tidak sanggup mengatakan ini dan ibu sempat marah pada Tha. tapi ini permintaaan terakhir Tha" Dengan menangis.

" tapi bu... " (dengan bicaranya yang terpotong)
" Tidak apa-apa Gladis, Kamu adalah anak yang baik, ibu sangat kagum dengan kamu, begitu pun dengan Tha"
" Bu, apa ibu tidak keberatan?"
" Tidak apa-apa gladis, mungkin dengan itu ibu dapat mengurangi rasa rindu ibu kepada Tha."
" terimakasih bu, saya akan merawat pemberian Tha, dan saya akan melanjutkan taman tuna netranya"
"terimakasih Nak"

Saat itu pun Gladis dioperasi matanya. Sungguh pengorbanan yang besar untuk Tha. Dan operasi itupun berhasil. Jia juga senang melihat Gladis sekarang bisa melihat. Dan pada hari itu juga Tha dimakamkan... Gladis,Jia,dan keluarga Tha ke pemakaman. Mereka menangis atas kehilangan Tha.

" Bu, saya ingin sekali melihat wajahnya Tha, karena dari awal saya tidak bisa melihat wajahnya"
" Ini fotonya Tha "
" Tha cantik sekali bu, jadi ini sahabatku..." Sambil menangis mengusap air matanya.
" Jaga dan rawat baik-baik mata ini yang diberikan oleh Tha, ini tanda bahwa dia sangat menyayangimu Gladis, ibu harap kalian bisa meneruskan taman tuna netra dengan baik"
" Iya ibu" Serempak Jia dan Gladis

Jia dan Gladis pun berbicara didekat taman, mereka saling membuka surat yang diberikan oleh Tha. Surat itu sangat sederhana dengan tulisan:

" Jia dan Gladis terimakasih atas perhatian kalian,maaf kalau aku menyembunyikan penyakitku, aku tak ingin membuat kalian sedih atau kecewa padaku. terimakasih kalian mau menjadi sahabatku, tak ada yang menggantikan kalian, kejahilan kalian, tawa dan sedih akan aku ingat. Untuk Jia tetaplah menjadi yang terbaik, jangan pernah nyerah. dan untuk Gladis aku memberikan mataku untukmu, semoga kamu dapat merawatnya dengan baik, dengan ini aku menyayangi kamu Gladis, mungkin kamu baru menjadi sahabatku, tapi kamulah yang membuatku semangat akan arti hidup, terus bimbing anak-anak tuna netra, buat dia semangat belajar, Terimakasih buat kalian..."


Your Best Friend 


Tha





Karya: 

CATUR SURYA WASKITOWATI